Wisata Budaya ke Desa Trunyan, Kintamani Bali Utara

Wisata Budaya ke Desa Trunyan

Wisata Budaya ke Desa Trunyan, Jika Bali adalah pulau seribu pura dan keindahan alam, maka Desa Trunyan adalah satu dari sedikit tempat yang mengungkap sisi Bali yang paling kuno, paling sakral, dan paling misterius. Terletak di balik lengkung Danau Batur yang tenang, desa ini bukan hanya menyimpan keindahan alam yang luar biasa, tetapi juga menyembunyikan tradisi pemakaman kuno yang nyaris tidak berubah sejak zaman prasejarah.

Di Mana Letaknya?

Desa Trunyan terletak di Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, tepat di lereng timur Danau Batur. Karena letaknya yang terisolasi oleh danau dan gunung, akses menuju desa ini hanya bisa dilakukan dengan menyewa perahu dari Dermaga Kedisan. Perjalanan menyusuri danau biru yang tenang memberikan sensasi petualangan tersendiri, seolah Anda tengah memasuki dunia yang berbeda.

Lokasi : Google Maps

Apa yang Membuat Desa Ini Istimewa?

  1. Tradisi Pemakaman Terbuka
    Hal paling mencolok dan unik dari Desa Trunyan adalah tradisi Mepasah, di mana jenazah tidak dikubur atau dibakar, melainkan diletakkan begitu saja di atas tanah di bawah pohon besar bernama Taru Menyan. Ajaibnya, meskipun jenazah dibiarkan terbuka, tidak tercium bau busuk sama sekali. Warga percaya pohon Taru Menyan memiliki kemampuan alami menetralisir bau.
  2. Masyarakat Bali Aga
    Trunyan dihuni oleh masyarakat Bali Aga, kelompok adat asli Bali yang menjaga warisan leluhur tanpa banyak pengaruh dari budaya Hindu Majapahit. Bahasa, adat, dan struktur sosial mereka sangat berbeda dari Bali pada umumnya.
  3. Ritual Brutuk yang Sakral
    Hanya terjadi setahun sekali, tarian Brutuk adalah salah satu ritual paling misterius di Bali. Penarinya tidak boleh disentuh wanita selama masa puasa, dan mereka menari mengenakan topeng tua serta daun pisang kering sebagai kostum. Tarian ini dipercaya memanggil roh leluhur untuk melindungi desa.

Jam Buka & Tiket Masuk

  • Jam Operasional: Desa ini tidak memiliki gerbang wisata, artinya bisa dikunjungi kapan saja. Tapi waktu terbaik adalah pukul 08.00–16.00 untuk kenyamanan.
  • Biaya Masuk: Tidak ada tiket masuk khusus, tetapi Anda perlu menyewa perahu (±Rp150.000–600.000) dan pemandu lokal (opsional ±Rp100.000–200.000).

Tips: Bawa uang tunai secukupnya karena minim fasilitas ATM.

Bagaimana Cara Menuju ke Sana?

  • Dari Denpasar atau Ubud, naik kendaraan menuju Dermaga Kedisan (Kintamani).
  • Dari sana, naik perahu tradisional menuju Desa Trunyan selama 30–45 menit.
  • Anda bisa menyewa perahu pribadi atau bergabung dengan paket tur.

Wisata & Aktivitas Terdekat

  • Bukit Trunyan – Spot sunrise luar biasa dengan jalur pendakian ringan.
  • Pura Pancering Jagat – Situs pemujaan dewa pelindung desa.
  • Toya Bungkah Hot Spring – Sumber air panas alami di tepi danau.
  • Desa Penglipuran – Desa adat Bali yang terkenal akan kerapian dan keharmonisan.
  • Air Terjun Tukad Cepung – Air terjun unik dengan cahaya matahari dari celah batu.
  • Jeep Tour Gunung Batur – Aktivitas seru untuk pencinta petualangan.

Kesimpulan

Wisata Budaya ke Desa Trunyan bukan tempat wisata biasa. Ini adalah tempat untuk menunduk, merenung, dan mengagumi kekuatan alam serta nilai-nilai spiritual yang telah dijaga selama berabad-abad. Bagi mereka yang ingin melihat sisi Bali yang lebih dalam lebih asli dan tak tersentuh modernisasi—Trunyan adalah gerbang menuju masa lalu yang penuh makna.

promohotel